Jakarta, Kamis 22 Mei 2025 – Hive Five Literasi Bisnis | Di tengah tekanan ekonomi, perubahan pasar, dan disrupsi digital yang tak pernah berhenti, banyak pelaku usaha – dari UMKM hingga startup besar dihadapkan pada pilihan sulit: bertahan dengan model bisnis lama atau berani berputar arah.
Inilah yang disebut dengan pivot bisnis sebuah langkah strategis yang bisa menyelamatkan bisnis dari jurang kebangkrutan.
Apa Itu Pivot Bisnis?
Pivot dalam dunia bisnis berarti mengubah arah strategi usaha tanpa mengubah visi utamanya. Misalnya, bisnis yang semula menjual produk fisik bisa berpindah ke layanan digital. Atau, restoran yang dulunya hanya menerima dine-in kini fokus pada pengantaran makanan.
Menurut Eric Ries dalam bukunya The Lean Startup, pivot adalah bagian penting dalam proses berinovasi dan bertahan hidup dalam ketidakpastian. “Pivot bukan berarti menyerah, tapi adaptasi cerdas,” tulisnya.
Mengapa Bisnis Harus Melakukan Pivot?
1. Perubahan Kebutuhan Pasar
Konsumen berubah. Perilaku berubah. Apa yang dulu laris, belum tentu relevan hari ini. Jika pasar sudah tidak lagi membutuhkan produk Anda dalam bentuk lama, maka pivot adalah pilihan realistis, bukan kekalahan. Contoh: Saat pandemi melanda, banyak pelaku usaha fesyen beralih memproduksi masker kain, atau pelaku event mengubah jasanya menjadi webinar dan virtual conference.
2. Penjualan Menurun Drastis
Jika bisnis terus mengalami penurunan omzet meski sudah mencoba berbagai strategi pemasaran, mungkin masalahnya bukan pada promosi, tapi pada model bisnis yang tidak lagi cocok.
Pivot bisa menjadi solusi untuk menemukan kembali product-market fit yang hilang.
3. Kompetitor Lebih Agresif
Dalam dunia yang serba cepat, bisnis harus siap menghadapi kompetitor baru dengan pendekatan lebih segar. Jika Anda bertahan di zona nyaman, bisa jadi pelanggan Anda sudah pindah ke merek yang lebih relevan. Pivot menjadi strategi mempertahankan daya saing.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Pivot?
Pivot bukan keputusan impulsif. Anda perlu membaca tanda-tandanya:
- Produk tidak diminati meski sudah diiklankan gencar.
- Tingkat retensi pelanggan sangat rendah.
- Feedback pelanggan menunjukkan masalah mendasar pada penawaran Anda.
- Biaya operasional tidak sebanding dengan nilai yang diterima pelanggan.
Jika tanda-tanda ini muncul secara konsisten, maka menunda pivot sama saja memperbesar risiko kegagalan.
Contoh Nyata: Pivot yang Mengubah Nasib
- Netflix: Berawal dari penyewaan DVD, lalu beralih menjadi raksasa streaming.
- Gojek: Dari layanan ojek online menjadi ekosistem super app.
- Tokopedia dan Bukalapak: Beradaptasi dari marketplace konvensional menjadi platform ekosistem digital UMKM.
Pivot mereka bukan tanpa risiko. Tapi dengan riset pasar, keberanian, dan pemahaman mendalam terhadap kebutuhan pelanggan, mereka berhasil mengubah arah dan bertumbuh lebih besar.
Langkah-Langkah Melakukan Pivot Bisnis yang Sehat
1. Evaluasi Model Bisnis Saat Ini
Gunakan kerangka seperti Business Model Canvas atau analisis SWOT untuk mengetahui titik lemah dan kekuatan model Anda saat ini.
2. Dengarkan Pelanggan Anda
Lakukan survei, wawancara, atau uji pasar untuk memahami apa yang benar-benar dibutuhkan konsumen saat ini. Pivot yang berhasil selalu berakar dari kebutuhan nyata pelanggan.
3. Uji Coba Dulu, Jangan Langsung Skala Besar
Jangan langsung mengubah seluruh operasional. Mulai dari uji coba kecil (MVP atau minimum viable product), lalu lihat respons pasar. Ini akan mengurangi risiko kegagalan besar.
4. Siapkan Tim untuk Berubah
Pivot bukan hanya soal produk, tapi juga soal mentalitas tim. Pastikan seluruh anggota memahami arah baru dan siap bekerja dengan pola baru yang lebih fleksibel dan adaptif.
Kesimpulan
Mengubah arah bisnis saat terdesak bukan tanda kelemahan. Justru, itu adalah tindakan cerdas yang dilakukan pebisnis visioner. Dengan mindset yang tepat, data yang kuat, dan keberanian mengambil risiko terukur, pivot bisa menjadi gerbang menuju pertumbuhan yang lebih kokoh.
Hive Five: Mendampingi UMKM Dalam Setiap Perubahan Arah
Hive Five hadir sebagai partner legalitas dan bisnis Anda, membantu:
- Evaluasi legal model bisnis yang baru.
- Pendaftaran izin usaha baru jika pivot mengarah ke sektor berbeda.
- Konsultasi literasi bisnis untuk menentukan arah strategi.
- Pendampingan dalam restrukturisasi dokumen usaha.
🔍 Referensi:
- The Lean Startup – Eric Ries.
- Forbes Business Council, 2024.
- Kementerian Koperasi dan UKM.
- Hive Five Literasi Bisnis, 2025.
Jangan takut mengubah arah. Tak semua jalan lurus membawa kita ke tujuan. Terkadang, belokan tajam justru menyelamatkan bisnis kita. Pivot dengan hati, rencana, dan keberanian. Hive Five siap menemani Anda.